PARBOABOA, Jakarta – Di tengah krisis kemanusiaan yang kian memburuk di Palestina, terutama di Gaza yang terus dibombardir sejak 2023, Indonesia kembali menegaskan komitmennya sebagai bangsa yang berdiri di garis depan mendukung kemerdekaan Palestina.
Lewat pengiriman 10 ribu ton beras dan diplomasi tanpa henti, suara solidaritas rakyat Indonesia menggema hingga Monas, Jakarta, pada Minggu pagi (3/8/2025).
Ribuan warga berkumpul di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta pada Minggu (3/8/2025) pagi.
Mereka datang dengan satu tujuan: menyuarakan dukungan untuk rakyat Palestina yang kini hidup dalam kecemasan dan keterbatasan.
Menteri Luar Negeri Sugiono pun hadir di tengah lautan manusia yang tergabung dalam aksi solidaritas yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP).
Sugiono naik ke panggung orasi dengan suara lantang, menyampaikan pesan solidaritas yang menggetarkan hati.
“Dalam hal-hal yang lebih nyata, kita juga akan mengirimkan bantuan makanan 10 ribu ton beras dalam waktu dekat ke Palestina,” ujarnya, diiringi tepuk tangan massa.
Di tengah situasi Gaza yang kini terisolasi, dengan blokade ketat dan serangan udara yang menewaskan ribuan warga sipil sejak Oktober 2023, bantuan pangan seperti beras menjadi kebutuhan mendesak.
Dalam orasinya, Menlu Sugiono menegaskan bahwa pengiriman beras ini bukan langkah pertama.
“Ratusan miliar rupiah, jutaan dolar, sudah terkirim ke sana selama beberapa lama ini. 4.400 ton bantuan logistik juga telah sampai ke saudara-saudara kita di Palestina,” tegasnya.
Data PBB terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 2,3 juta warga Gaza kini bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup, di tengah kerusakan infrastruktur parah dan akses pangan yang semakin langka.
Bagi Indonesia, angka-angka ini bukan sekadar statistik, tetapi panggilan nurani untuk terus membantu saudara seiman dan sebangsa manusia.
Aksi solidaritas di Monas menjadi simbol bahwa dukungan Indonesia tak berhenti pada penggalangan dana atau kiriman logistik semata.
Sugiono menegaskan bahwa pemerintah di bawah Presiden Prabowo konsisten menjadikan isu Palestina sebagai agenda penting di forum-forum internasional.
“Bangsa Indonesia tidak mau penjajahan ada di atas dunia. Oleh karena itu, dengan keterpanggilan yang sama, kita semua hadir di lapangan ini,” ujar Sugiono di hadapan ribuan peserta aksi.
Di Gaza, yang kini nyaris lumpuh oleh blokade, listrik padam hingga 18 jam per hari, dan 60% penduduk kehilangan akses air bersih, dukungan politik Indonesia terus membawa harapan bahwa kemerdekaan Palestina bukan utopia belaka.
Sugiono menutup orasinya dengan pesan menyentuh untuk rakyat Palestina. Ia memastikan bahwa bangsa Indonesia tidak akan pernah berpaling.
“Kepada mereka, kami ingin menyampaikan: saudara-saudaraku di Gaza dan di Palestina, kalian tidak sendiri. Kalian akan selalu diingat, diperjuangkan, dan diperhatikan oleh seluruh rakyat Indonesia,” seru Sugiono, disambut sorakan massa.
Dalam satu panggung, suara solidaritas, bantuan nyata, dan komitmen diplomasi bergema, menjadi bukti bahwa Indonesia berdiri di garda depan perjuangan Palestina menuju kemerdekaan yang penuh harap di tengah puing-puing perang.