Emmanuel dan Brigitte Macron Gugat Candace Owens atas Tuduhan Palsu tentang Identitas Gender

Sosok Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya Brigitte Macron (Foto: IG/@brigittemacron__).

PARBOABOA, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Macron resmi mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap Candace Owens, seorang podcaster konservatif asal Amerika Serikat. 

Gugatan ini didaftarkan di Pengadilan Tinggi Delaware dan memuat 22 poin tuntutan atas klaim tak berdasar Owens, termasuk tuduhan bahwa Brigitte Macron lahir sebagai laki-laki, mencuri identitas orang lain, dan kemudian bertransisi menjadi perempuan.

Pasangan Macron menyatakan mereka telah mengirim tiga surat permintaan pencabutan pernyataan sejak Desember 2024, namun semuanya diabaikan. 

Permintaan terakhir dikirim pada 1 Juli 2025. Alih-alih menarik tuduhannya, Owens justru semakin gencar menyebarkan "fitnah yang mengada-ada dan jauh dari kenyataan" mengenai kehidupan pribadi mereka.
 
Tujuannya, menurut gugatan tersebut, bukan untuk mengungkap kebenaran, melainkan demi keuntungan pribadi.

Dalam pernyataan bersama, pasangan Macron menjelaskan bahwa keputusan mereka untuk mengambil langkah hukum didasarkan pada fakta Owens terus menyebarkan tuduhan palsu meskipun sudah diperingatkan. 

Mereka menilai tindakan Owens bertujuan mencemarkan nama baik dan menciptakan tekanan psikologis terhadap mereka serta keluarga. 

Keduanya berharap proses hukum ini dapat menghentikan penyebaran informasi yang menyesatkan dan memperbaiki reputasi mereka yang telah dirusak.

Menanggapi gugatan itu, juru bicara Owens menyatakan bahwa kliennya tidak akan mundur. Menurutnya, gugatan ini merupakan bentuk "serangan dari pemerintah asing terhadap kebebasan berpendapat di Amerika Serikat." 

Ia juga mengklaim bahwa Owens telah berupaya menghubungi Brigitte Macron untuk meminta wawancara, namun tidak mendapat balasan. 

Ia menyebut tindakan Brigitte lebih menyerupai intimidasi terhadap seorang jurnalis, sesuatu yang menurutnya mungkin biasa terjadi di Prancis, tetapi tidak seharusnya terjadi di Amerika.

Tak lama setelah gugatan diumumkan, Owens menanggapinya melalui siaran langsung di YouTube. Ia menyebut gugatan itu hanya strategi pencitraan dan menegaskan kembali tuduhannya terhadap Brigitte Macron. 

Ia membuka siaran dengan cuplikan film "Gladiator" sebagai sindiran, dan menyatakan dirinya merasa seperti sedang menjadi tontonan publik saat menerima surat gugatan tersebut.

Dalam siaran tersebut, Owens juga menyebut gugatan itu justru memuat pernyataan yang mencemarkan nama baiknya. Ia mengklaim Brigitte menyatakan hal-hal yang tidak benar tentang dirinya dan mencantumkan kutipan yang tidak pernah ia ucapkan.

Gugatan ini menyoroti upaya Owens dalam menyebarkan teori konspirasi dan informasi palsu yang bertujuan memicu sensasi serta menarik perhatian. 

Dalam dokumen tersebut dijelaskan bahwa Owens memproduksi dan menyebarkan serial delapan bagian bertajuk "Becoming Brigitte", disertai unggahan pendukung di media sosial, tanpa memperhatikan akurasi atau fakta.

Preseden Buruk

Pasangan Macron mengungkapkan bahwa tuduhan ini telah membawa dampak buruk yang sangat besar bagi kehidupan keluarga mereka. 

Mereka menuduh Owens dan afiliasinya telah menjadikan kehidupan pribadi mereka sebagai bahan gosip yang menguntungkan secara finansial. 

Owens disebut telah membedah dan mendistorsikan aspek-aspek kehidupan mereka, mulai dari penampilan fisik, hubungan pernikahan, hingga latar belakang keluarga, lalu merangkainya dalam narasi yang bersifat menyerang dan merendahkan. 

Hal ini, menurut gugatan, menyebabkan perundungan massal terhadap mereka di tingkat global.

Emmanuel Macron sendiri telah menjabat sebagai Presiden Prancis sejak 2017, dan menikah dengan Brigitte pada tahun 2007.

Gugatan ini tidak hanya ditujukan kepada Owens secara pribadi, tetapi juga mencantumkan perusahaannya, Candace Owens LLC, serta GeorgeTom, Inc., sebagai pengelola situs webnya. 

Menurut dokumen, rumor yang menyerang Brigitte Macron pertama kali muncul pada Maret 2021, dan kemudian diangkat oleh Owens pada Maret 2024, saat ia masih bekerja di media konservatif The Daily Wire. Tak lama setelah itu, Owens diberhentikan dari pekerjaannya.

Setelah keluar dari The Daily Wire, Owens meluncurkan podcast independennya, Candace, pada Juni 2024, dan terus menyuarakan tuduhan yang sama terhadap Brigitte Macron. 

Surat permintaan pencabutan pertama dari pihak Macron dikirim pada Desember 2024, namun Owens justru meluncurkan serial podcast yang memuat tuduhan lebih rinci. Permintaan ketiga dan terakhir dikirimkan pada awal Juli 2025.

Pasangan Macron menegaskan bahwa Owens menyebarkan tuduhan tersebut meskipun sadar akan kebohongannya. Mereka juga menyebut Owens melakukannya dengan mengabaikan standar etika dan hukum, terutama prinsip kehati-hatian dalam menyampaikan informasi publik.

Dalam sistem hukum Amerika Serikat, tokoh publik seperti Presiden dan Ibu Negara perlu membuktikan adanya "actual malice" untuk memenangkan perkara pencemaran nama baik. 

Artinya, mereka harus menunjukkan pernyataan yang disampaikan oleh terdakwa dilakukan dengan kesadaran bahwa pernyataan tersebut salah, atau setidaknya disampaikan dengan kelalaian.

Pasangan Macron juga menuduh bahwa motivasi Owens bersifat ekonomi. Podcast miliknya dimonetisasi dan digunakan untuk menggalang dana, menarik pelanggan, serta memperkuat citra dirinya di publik.

Pengacara Macron, Tom Clare, menyebut kasus ini sebagai contoh nyata dari "pencemaran nama baik yang disengaja, dan menyatakan keyakinannya bahwa tindakan Owens memenuhi semua unsur pelanggaran hukum."

Editor: Defri Ngo
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS